shilohcreekkennels.com – Pada Sabtu, 8 Juni, pasukan keamanan Israel menahan sekitar 33 orang dalam rangkaian demonstrasi yang berlangsung di Tel Aviv. Demonstrasi ini merupakan bagian dari serangkaian protes yang juga terjadi di Haifa, menurut laporan dari Times of Israel yang dikutip oleh Al Jazeera. Peserta aksi menyerukan pengunduran diri Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mengkritik kebijakan pemerintahannya terkait konflik yang berlangsung di Jalur Gaza.
Rekaman yang beredar luas di media sosial menangkap momen-momen ketegangan antara demonstran dan aparat keamanan di Jalan Kaplan, Tel Aviv, di mana petugas kepolisian terlihat berteriak dan melakukan penangkapan terhadap beberapa peserta demonstrasi. Demonstrasi ini diikuti oleh warga Israel yang menuntut penghentian aksi militer di Jalur Gaza dan mengutuk tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap warga Palestina.
Kegiatan ini terjadi di tengah laporan bahwa pasukan Israel telah berhasil membebaskan empat sandera yang ditahan oleh Hamas di kawasan Nuseirat, Gaza. Keempat individu yang dibebaskan adalah Noa Argamani (25 tahun), Almog Meir Jan (21 tahun), Andrey Kozlov (27 tahun), dan Shlomi Ziv (40 tahun). Meskipun operasi pembebasan ini berhasil, satu perwira polisi Israel meninggal akibat luka yang diterima selama operasi tersebut.
Dalam sebuah pernyataan resmi, Perdana Menteri Netanyahu berkomitmen untuk melanjutkan upaya pembebasan semua sandera yang masih ditahan oleh Hamas, sebagaimana dilaporkan oleh AFP.
Dalam konteks yang lebih luas, serangan di kamp pengungsi Nuseirat telah mengakibatkan kematian 210 warga Palestina dan luka-luka pada lebih dari 400 orang lainnya. Korban luka telah dibawa ke Rumah Sakit Al Awda yang berlokasi di kamp tersebut dan Rumah Sakit Martir Al Aqsa di Deir el-Balah. Sejak konflik dimulai pada 7 Oktober 2023, statistik mencatat 36.801 orang Palestina meninggal dan 83.680 orang mengalami luka-luka, dengan jumlah korban tewas didominasi oleh perempuan dan anak-anak.